Minggu, 24 Juli 2011


LANGIT MAKKAH MERAH MEMPESONA

Rombongan umrah yang kami bawa tiba di Jeddah pukul 7 pagi lebih beberapa menit , waktu Saudi. Matahari pagi menyinari bumi Saudi, Sesekali desir angin pagi menampar mukaku. Keberangkatan rombongan umrah kami yang pertama kali ini kebetulan bersamaan dengan hari yang sangat penting, yaitu hari dimana Midah akan dicambuk oleh pemerintah Saudi. Aku merasa terpanggil bahwa perempuan yang namanya terus bersarang di dadaku itu harus aku perjuangkan hidupnya.
“Bagaimana ustadz, apa kita langsung menuju KJRI Jeddah untuk mencari informasi keberadaan Midah, atau kita langsung ke Makkah untuk menyelesaikan umrah dulu?” Tanya Marwan Lubis, seorang pengacara dan bisnis biro perjalanan umrah dan haji. Aku berfikir sebentar. Aku diam beberapa menit, lalu memutuskan, “bagaimana kalau kita ke Makkah dulu menjalankan umrah. Setelah itu kita langsung ke KJRI. Marwan Lubis setuju. Dalam perjalanan aku teringat Ubed, Ia seorang mukimin yang baik.
Pukul 12.30 waktu Saudi, aku sampai di kantor KJRI untuk menemui Bpk.Efendi Muthahari. Ia juga pernah membantu dalam persidangan kasusku dulu. Langsung saja aku menanyakan soal Midah. “Kira-kira ia ditahan di penjara mana?” tanyaku. “Maaf, aku tidak mengerti perkembangannya.” Informasi yang saya peroleh dari staf saya 2 minggu yang lalu,ia berada di Thaif, tahanan bagi pelaku-pelaku korban asusila.”saya mohon, bapak bisa menemani kami ke Thaif hari ini juga, “desak Marwan Lubis”. Kebetulan sekali jam satu ini saya ada janji dengan seorang pengusaha, namanya Ali Ahmed Bungshan, pemilik Commercial Est, untuk klarifikasi kontraknya dengan staf khusus memberi yang sudah diberitakan media massa pada musim haji yang lalu. “begini saja pak, kami akan menuggu meting bapak dengan pengusaha itu sampai selesai”. Pak Efendi pun setuju. Pukul 14.10 kami tiba di Thaif. Marwan pun menjelaskan semuanya,bahwa ia datang untuk menyelamatkan Midah. Tapi, polisi pun bersikukuh mengatakan ‘tidak mungkin’.
Polisi itu hanya menyuruh kami untuk menemui kepala penjara di Juhfah. Kami pun bersegera untuk pergi ke Juhfah… setibanya disana, kami bertemu dengan yang namanya Sayyid Walid Muhammad. Marwan mengajukan permohonan agar kasus Midah disidangkan di pengadilan.
“Hukuman cambuk untuk tersangka tinggal 3 hari lagi. Sehari menjelang hukuman cambuk, Midah sudah berdiri diatas lingkaran yang permukaannya sedikat lebih tinggi. Algojo itu berdiri di belakang Midah. Saat itu terdengar teriakan yang sangat lantang. Suasana hening sejenak, hingga si algojo pun menghujamkan cambuknya berkali-kali. Setelah cambukan ke 10, darah mulai membasahi baju Midah. Aku dan Marwan langsung membantunya. Kami membawa Midah ke rumah  sakit Al-Hilal. Disana Midah diusung di instalasi gawat darurat. Di hari ke5, Midah pun sadar dan ia masih mengenalku. Bahkan vonis dokter bahwa Midah terancam hilang ingatan tidak terbukti. Karena keadaan Midah sudah sangat membaik, kami membawanya jalan-jalan. Kota Jeddah sore itu tampak begitu mempesona. Matahari yang akan tenggelam terlihat seolah-olah menyulap warna laut yang hijau menjadi kuning keemasan.

Senin, 11 Juli 2011

BERITA

Berita adalah informasi tentang suatu peristiwa. Hal-hal yang perlu dituliskan dalam pemberitaan, antara lain:
pokok atau inti berita, kronologi berita, orang-orang atau tempat yang menjadi berita, informasi yang ada dalam berita tersebut.

Sabtu, 09 Juli 2011

"Menanti sebuah harapan"

Sepi hati ini tanpa dirinya ...
Oh Tuhan..Tolong aku !
Untuk bisa mencoba melupakannya ..
Mungkin..apakah ini hanya merupakan sebuah "cinta sesaat"
(???)
Cinta ini tlah membuatku perih..

Aku tak tau, apakah arti dari semua ini ...

Janji" manis yang telah keluar dari mulutnya, seolah meyakinkan hati ini untuk bisa terus bersamanya ..
Kata" indah yg telah terucap dari mulut'y, kini membuat luka hati ini..
Mungkin kini
hanyalah sebuah harapan&secercah doa yang ku damba ....